Dakwah bukannya tidak melelahkan. Bukannya tidak membosankan. Dakwah
bukannya tidak menyakitkan. Bahkan juga para pejuang risalah bukannya
sepi dari godaan kefuturan.
Tidak… Justru kelelahan. Justru rasa sakit itu selalu bersama mereka
sepanjang hidupnya. Setiap hari. Satu kisah heroik, akan segera mereka
sambung lagi dengan amalan yang jauh lebih “tragis”.
Justru karena rasa sakit itu selalu mereka rasakan, selalu menemani…
justru karena rasa sakit itu selalu mengintai ke mana pun mereka pergi…
akhirnya menjadi adaptasi. Kalau iman dan godaan rasa lelah selalu
bertempur, pada akhirnya salah satunya harus mengalah. Dan rasa lelah
itu sendiri yang akhirnya lelah untuk mencekik iman. Lalu terus berkobar
dalam dada.
Begitu pula rasa sakit. Hingga luka tak kau rasa lagi sebagai luka.
Hingga “hasrat untuk mengeluh” tidak lagi terlalu menggoda dibandingkan
jihad yang begitu cantik.
Begitupun Umar. Saat Rasulullah wafat, ia histeris. Saat Abu Bakar
wafat, ia tidak lagi mengamuk. Bukannya tidak cinta pada abu Bakar. Tapi
saking seringnya “ditinggalkan” , hal itu sudah menjadi kewajaran. Dan
menjadi semacam tonik bagi iman..
Karena itu kamu tahu. Pejuang yg heboh ria memamer-mamerkan amalnya
adalah anak kemarin sore. Yg takjub pada rasa sakit dan pengorbanannya
juga begitu. Karena mereka jarang disakiti di jalan Allah. Karena tidak
setiap saat mereka memproduksi karya-karya besar. Maka sekalinya hal itu
mereka kerjakan, sekalinya hal itu mereka rasakan, mereka merasa
menjadi orang besar. Dan mereka justru jadi lelucon dan target doa para
mujahid sejati, “ya Allah, berilah dia petunjuk… sungguh Engkau Maha
Pengasih lagi maha Penyayang… ”
Maka satu lagi seorang pejuang tubuhnya luluh lantak. Jasadnya
dikoyak beban dakwah. Tapi iman di hatinya memancarkan cinta… Mengajak
kita untuk terus berlari…
“Teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu.
Teruslah berlari, hingga kebosanan itu bosan mengejarmu.
Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih bersamamu.
Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur menyertaimu.
Tetaplah berjaga, hingga kelesuan itu lesu menemanimu

Tidak ada komentar :
Posting Komentar