Kamis, 07 Februari 2013

kisah tangan kanan & kecintaan atas Nabi kita

Mengapa dalam agama kita, makan dan minum harus pakai tangan kanan? Karena itu perintah Rasul Allah.

Terserah saya dong, mau makan pakai tangan kiri. Ya, silahkan. Tidak akan ada petir yg menyambar kepala gara2 itu. Tapi, sebelum melakukannya, dengarkan kisah seseorang yang baru saja mengalami musibah.

Kita sebut saja Bambang, baru 12 tahun. Namanya juga tere liye itu pengarang novel, jd suka banget pakai nama Bambang.
Masih kelas enam SD, tapi anak kecil selalu saja spesial. Sy beberapa hari lalu, bahkan mendengarkan cerita Ashabul Kahfi dari seorang anak berusia 5 tahun--lengkap, sistematis, beserta hikmahnya.

Alkisah, Bambang, jagoan kecil kita ini, naik motor abang ojek, antar jemput, pulang dari sekolahnya. Nahas, motornya ditabrak mobil, lengan kanannya tergencet knalpot, parah, dan tidak ada pilihan selain diamputasi.

Sedih sekali orang tuanya, siapa tidak sedih, anak semanis Bambang, penurut, pintar, harus kehilangan lengan tangan kanannya. Tapi Bambang tidak terlihat sedih, dia lebih banyak berdiam diri, seperti mencemaskan sesuatu.

Apa pasal yg dicemaskannya? "Apakah boleh Bambang nanti makan pakai tangan kiri, Pak, Bu?" Akhirnya Bambang buka mulut, bertanya, suaranya bergetar. Orang tuanya terdiam sejenak, saling bersitatap, lantas buru-buru menggangguk, tentu saja boleh.

"Tapi, tapi apakah Nabi Muhammad tidak akan marah?" Anak kecil itu menyeka air matanya dengan punggung telapak tangan kirinya, terisak.

Dua belas tahun umurnya, lengan tangan kanannya hilang, hanya satu hal yg dia cemaskan. Bukan masa depannya, melainkan, apakah Nabi Muhammad akan marah atau tidak kalau dia terpaksa makan tangan kiri. Itulah kecintaan atas Nabi yg cemerlang.

--hari iniNabi ulang tahun; boleh jadi beliau juga marah saat tahu kita sibuk memperingatinya. tapi terlepas dari perdebatan itu. salah-satu hikmah tanggal merah hari ini adalah: kita punya momen untk lebih mengenal orang yg paling mulia. yang bahkan memandang wajahnya saja cukup membuat air mata jatuh berlinang oleh kerinduan. bahkan sungguh ya Allah, saya ingin sekali berjumpa dengannya malam ini, meski sekadar sedetik lalu.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar